PTK IPA KELAS V
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
PENGGUNAAN
METODE DEMONSTRASI UNTUK
MENGAKTIFKAN
SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA
PADA
SISWA KELAS V MI. AL- KHAERIYAH S. BINANGAE
NAMA : HAERUDDIN, S. Pd
UNIT KERJA : MI. AL- KHAERIYAH S.
BINANGAE
2013
KATA
PENGANTAR
Puji sykuru senantiasa kita
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahruahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini walaupun masih ada kekurangan di dalamnya.
Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita yakni Nabi Besar
Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya dan kita selaku umatnya, semoga
selamat dunia dan akhirat. Amin…..
Penelitian tindakan kelas ini yang berjudul “Penggunaan
Metode Demonstrasi Untuk Mengaktifkan Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Pada Siswa
Kelas V MI. Al- Khaeriyah S. Binangae” disusun untuk memenuhi syarat
kenaikan pangkat golongan
Selama menyusun penelitian tindakan
kelas ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, bantuan serta dorongan
dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis tidak lupa menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak.
Semoga segala bantuan yang telah
diberikan kepada penulis dibalas dengan pahala yang berlipat-lipat oleh Allah
SWT., serta menjadi kebaikan yang tidak pernah terputus baik dunianya maupun
akhiratnya.
Sungguh penyusun sepenuhnya
bahwa penelitian tindakan kelas ini masih banyak kekurangannya baik dari
substansi, metode maupun sistematikanya. Oleh karena itu saran dan kritik yang
konstruktif sangat penulis harapkan. Penyusun berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi dunia pendidikan umumnya dan terlebih lagi bagi penyusun
penulis khususnya.
S.
Binangae, 20 Desember
2013
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar……………………………………………………………………… i
Daftar isi……………………………………………………………………………..
ii
BAB
I : PENDAHULUAN…………………………………………………….
1
1.1 Latar
Belakang…………………………………………………........................ 1
1.2 Perumusan Masalah……………………………………………........................
2
1.3 Tujuan
Penelitian………………………………………………........................ 4
1.4 Manfaat
Penelitian…………………………………………….......................... 4
1.5 Definisi
Operasional…………………………………………...........................
4
BAB
II : Kajian Pustaka……………………………………………………….
6
BAB
III : Pelaksanaan
Penelitian……………………………………………….. 8
BAB
IV : Hasil dan
Pembahasan……………………………………………….. 10
4.1. Hasil Analisis…………………………………………………….
.................... 10
4.2.
Refleksi……………………………………………………………. .................. 13
BAB
V : Kesimpulan dan
Saran……………………………………………….. 14
5.1.
Kesimpulan………………………………………………………. ...................
14
5.2. Saran………………………………………………………………..................
14
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan pengamatan penulis
terhadap permasalahan yang ditemukan di dalam kelas dapat dituliskan hal-hal
berikutL: Pembelajaran IPA di kelas V
MI. Al- Khaeriyah S. Binangae dengan menggunakan pendekatan kontekstual dan LKS
bentuk eksperimen pada awalnya menarik minat dan mengaktifkan siswa untuk
belajar konsep itu. Dengan diberikannya LKS untuk menguji.
Pada awal pembelajaran, pembelajaran
berjalan dengan lancar, namun pada tahapan pelajaran, penulis mulai agak
tergesa-gesa untuk menyelesaikan pelajaran pada hari itu. Pada saat itu penulis
menjelaskan kesimpulan, siswa penulis sudah tidak memperhatikan lagi dan pada
saat ditanya mereka belum mengerti.
Meskipun beberapa pertanyaan dalam
LKS dapat dijawab dengan baik, tapi ada beberapa siswa yang mendapat nilai
kecil. Hal ini terbukti dari hasil tes yang telah penulis berikan.
Penulis merasa tidak puas dengan
hasil yang dicapai siswa. Awalnya penulis mengira pembelajaran saat itu
berhasil, ternyata tidak . penulis tidak dapat mempertahankan semangat belajar
siswa sampai akhir jam pelajaran.
Berdasarkan pengalaman tersebut,
penulis ingin memperbaiki metode pembelajaran untuk perbaikan pembelajaran di
kelas V. Setelah penulis renungkan dan berdasarkan kajian teori-teori pengolahan
kelas, diantaranya penggunaan metode demonstrasi. Penulis menemukan solusi
untuk perbaikan pembelajaran tersebut.
Metode yang dipakai dalam pendidikan
dan pengajaran dalam konteks didaktik metodik umum adalah metode demonstrasi.
Pada awalnya metode demonstrasi merupakan teknik penyajian bahan pelajaran
dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada anak didik mengenai suatu
proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik yang
sesungguhnya maupun tiruan, yang disertai dengan penjelasan secara lisan.”
(Syaiful Bahri Djamarah dan Aswin Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta, 2002, cet ke- 2 hlm. 82). Pendapat ini didukung oleh Moh. Slamet
Untung (2007) yang mengatakan bahwa metode demonstrasi akan sangat membantu
pemahaman anak didik terhadap bahan pengajaran karena disertai dengan peragaan
sehingga menghindari terjadinya verbalisme, disamping untuk menumbuhkan sikap
penghayatan terhadap materi pengajaran karena materi langsung diperagakan.
Metode ini juga digunakan oleh Nabi
Muhammad SAW untuk menjelaskan tentang manusia berkaitan dengan cita-cita
hidupnya. Beliau mendemonstrasikan masalah ini lewat garis-garis yang disertai
dengan keterangan lisan. Penjelasan yang diberikan Nabi tidak hanya melalui
demonstrasi dengan garis-garis, tetapi juga melalui demonstrasi tubuh beliau
seperti dapay dipahami dari penjelasan Nabi Muhammad SAW mengenai bahaya lisan.
Untuk menjelaskan bahaya lisan, beliau mendemonstrasikannya dengan memegang
lidah beliau sendiri. (Moh. Slamet Untung, Menelusuri Metode Pendidikan
Ala Rasulullah, Pekalongan : Pustaka Rizki Putra, 2007, hlm. 198).
Berdasakan
paparan di atas, maka fokus permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah penggunaan metode demonstrasi.
1.2
Perumusan Masalah
- Identifikasi Masalah
Permasalahan pokok yang akan dicari
solusinya dalam PTK ini adalah pada umumnya siswa belum mampu menerapkan materi
yang diajarkan dan “Apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan
motivasi anak untuk belajar dan dapat memudahkan anak memahami materi yang
diajarkan.”
- Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah tersebut,
rumusan masalahnya adalah :
“Metode apakah yang dapat digunakan
guru untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menerapkan materi yang diajarkan
pada siswa di kelas V MI. Al- Khaeriyah S. Binangae?”
- Cara Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan permasalahan
sebagaimana dikemukakan di atas, maka dalam penelitian ini akan digunakan
metode demonstrasi probing.
Demonstrasi yang bersifat probing
digunakan guru untuk menggali pengetahuan siswa agar lebih mengerti lagi.
Teknik membimbing (probing) digunakan jika siswa dalam demonstrasi guru kurang
memahami dan hanya sebagian siswa saja yang memahami materi yang diajarkan.
Teknik membimbing memerlukan waktu dan kesabaran guru dalam memberikan materi
yang diajarkan dan juga memerlukan keterampilan guru untuk dapat menggali
pemahaman siswa dalam memahami materi yang diajarkan, dengan mendemonstrasikan
dan melibatkan siswa dengan tujuan untuk meningkatkan respon siswa menuju
kepada pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
Berdasarkan hal di atas, maka
hipotesis tindakan yang dapat dirumuskan adalah :
Jika metode demonstrasi probing digunakan secara terarah,
maka siswa akan lebih mudah untuk memahami materi yang diajarkan.
Untuk memfokuskan penelitian ini, rumusan masalah dirinci
lagi ke dalam pernyataan-pernyataan penelitian sebagai berikut :
- Apakah metode demonstrasi yang diajukan guru dapat
membantu siswa dalam proses memahami materi yang diajarkan?
- Bagaimanakah cara guru menggunakan metode demonstrasi
probing pada topik memahami materi ajar?
- Bagaimanakah respon perhatian siswa atas demonstrasi
probing yang diajukan guru?
- Kesulitan-kelsulitan apakah yang dialami ssiwa dalam
memahami materi yang diajarkan?
1.3 Tujuan PTK
Tujuan penelitian tindakan kelas ini
adalah untuk :
- Mengetahui penggunaan metode demonstrasi probing yang
akan membantu siswa dalam memahami materi yang sedang diajarkan.
- Mengetahui cara guru menggunakan metode demonstrasi
probing untuk mengarahkan siswa agar dapat memahami materi yang sedang
diajarkan.
- Mendeskripsikan respon siswa terhadap peragaan
demonstrasi yang diperagakan oleh guru dan siswa untuk mengarahkan pada
pemahaman materi yang sedang diajarkan.
- Mendeskripsikan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa
dalam memahami materi yang sedang diajarkan dengan cara melibatkan siswa
dalam demonstrasi tersebut.
1.4 Manfaat Hasil
Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan
bermanfaat bagi :
- Guru ; sebagai perbaikan pembelajaran.
- Rekan guru sejawat ; sebagai alternatif bahan
rujukan untuk membantu siswa dalam proses pemahaman materi yang diajarkan.
- Siswa ; memudahkan dalam hal pemahaman materia yang
diajarkan, selain itu dapat memotivasi siswa untuk lebih giat lagi
belajar.
- Sekolah ; dengan meningkatkan kualitas kompetensi siswa
dan profesionalisme guru meningkat, maka kualitas lulusan sekolah juga
akan meningkat pula.
1.5 Definisi Operasional
Dalam metode demonstrasi, disamping
dilakukan di dalam kelas siswa juga kita ajak pembelajaran di luar kelas, agar
siswa dapat memahaminya lebih dalam lagi. Untuk menciptakan suasana yang
mendukung bagi siswa untuk memahami materi, maka siswa harus dilibatkan dalam
metode demonstrasi ini. Tahap pertama dalam menciptakan suasana yang
mengasyikan bagi siswa dan tidak tegang adalah merangsang minat siswa dengan
cara melibatkan siswa untuk mendemonstrasikan materi yang diajarkan.
Berdasarkan metode demonstrasi yang
menarik, siswa dapat merespon materi yang diajarkan sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh guru. Respon siswa dapat berupa menjawab soal-soal dengan benar
dan mendapatkan nilai yang memuaskan.
Demonstrasi yang dilakukan oleh guru
dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa bagian, ada yang dapat
diklasifikasikan pada gambar dan situasi atau benda tertentu yang sedang
dipelajari, baik yang sesungguhnya maupun tiruan yang disertai dengan
penjelasan secara lisan.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
“Metode yang dipakai dalam
pendidikan dan pengajaran dalam konteks didaktik metodik umum adalah metode
demonstrasi. Pada dasarnya metode demonstrasi merupakan teknik penyajian bahan
pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada anak didik mengenai
suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik yang
sesungguhnya maupun tiruan, yang disertai dengan penjelasan secara lisan..”
(Syaiful Bahri Djamarah dan Aswin Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta :
Rineka Cipta, 2002. cet. Ke- 2, hlm. 82). Pendapat ini didukung oleh Moh.
Slamet Untung (2007) yang mengatakan bahwa metode demonstrasi akan sangat
membantu pemahaman anak didik terhadap bahan pengajaran karena disertai dengan
peragaan sehingga menghindari terjadinya verbalisme, disamping untuk
menumbuhkan sikap penghayatan terhadap materi pengajaran karena materi langsung
diperagakan.
Metode ini juga digunakan oleh Nabi
Muhammad SAW untuk menjelaskan tentang manusia berkaitan dengan cita-cita
hidupnya. Beliau mendemonstrasikan masalah ini lewat garis-garis yang disertai
dengan keterangan lisan. Penjelasan yang diberikan Nabi tidak hanya melalui
demonstrasi dengan garis-garis, tetapi juga melalui demonstrasi tubuh beliau
seperti dapay dipahami dari penjelasan Nabi Muhammad SAW mengenai bahaya lisan.
Untuk menjelaskan bahaya lisan, beliau mendemonstrasikannya dengan memegang
lidah beliau sendiri. (Moh. Slamet Untung, Menelusuri Metode Pendidikan
Ala Rasulullah, Pekalongan : Pustaka Rizki Putra, 2007, hlm. 198).
Berdasakan paparan di atas, maka
fokus masalah yang akan diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
penggunaan metode demonstrasi.
Dalam metode demonstrasi, disamping
dilakukan di dalam kelas siswa juga kita ajak pembelajaran di luar kelas, agar
siswa dapat memahaminya lebih dalam lagi. Untuk menciptakan suasana yang
mendukung bagi siswa untuk memahami materi, maka siswa harus dilibatkan dalam
metode demonstrasi ini. Tahap pertama dalam menciptakan suasana yang
mengasyikan bagi siswa dan tidak tegang adalah merangsang minat siswa dengan
cara melibatkan siswa untuk mendemonstrasikan materi yang diajarkan.
Berdasarkan metode demonstrasi yang
menarik, siswa dapat merespon materi yang diajarkan sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh guru. Respon siswa dapat berupa menjawab soal-soal dengan benar
dan mendapatkan nilai yang memuaskan.
Klasifikasi Demonstrasi
Demonstrasi yang dilakukan oleh guru
dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa bagian, ada yang dapat
diklasifikasikan pada gambar dan situasi atau benda tertentu yang sedang
dipelajari, baik yang sesungguhnya maupun tiruan yang disertai dengan
penjelasan secara lisan.
- Demonstrasi Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswin
Zain
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswin
Zain (2002) mengklasifikasikan metode demonstrasi merupakan teknik penyajian
bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada anak didik
mengenai suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik
yang sesungguhnya maupun tiruan, yang disertai dengan penjelasan secara lisan.
- Demonstrasi Keterampilan Proses
Metode demonstrasi juga digunakan
oleh Nabi Muhammad SAW untuk menjelaskan tentang manusia berkaitan dengan
cita-cita hidupnya. Beliau mendemonstrasikan masalah ini lewat garis-garis yang
disertai dengan keterangan lisan. Penjelasan yang diberikan Nabi tidak hanya
melalui demonstrasi dengan garis-garis, tetapi juga melalui demonstrasi tubuh
beliau seperti dapat dipahami dari penjelasan Nabi Muhammad SAW mengenai bahaya
lisan. Untuk menjelaskan bahaya lisan, beliau mendemonstrasikannya dengan
memegang lidah beliau sendiri.
BAB
III
PELAKSANAAN
PENELITIAN
Sesuai Case Study dan pemaparan
diatas maka topik penelitian ini yaitu : “Pemahaman Materi Dengan Menggunakan
Metode Demontrasi Terhadap Siswa Kelas V MI. Al- Khaeriyah S. Binangae.”
3.1. Jadwal Penelitian
1. Rancangan dan Metodologi
Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di
kelas V MI. Al- Khaeriyah S. Binangae. di hari Rabu, tanggal 24 September 2013.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V MI. Al- Khaeriyah S. Binangae, yang
siswanya adalah 6 orang, terdiri dari 5 siswa perempuan dan 1 siswa laki-laki.
Kemampuan siswa kelas V MI. Al- Khaeriyah S. Binangae adalah rata-rata.
2. Aspek-aspek yang
diselidiki
- Dalam penelitian ini, aspek-aspek yang akan diselidiki
meliputi :
- Deskripsi metode demontrasi problem solving yang
dilakukan guru pada topic pemahaman materi.
- Cara guru menggunakan metode demontrasi problem
solving.
- Deskripsi respon siswa.
- Deskripsi kesulitan-kesulitan siswa dalam memahami
materi yang diajarkan.
3. Langkah-langkah
kegiatan
a. Persiapan
- Mengkaji teori-teori yang mendukung/kepustakaan
- Menyusun penyusunan Proposal pembelajaran (RPP, LKS,
instrument penilaian, dan menyiapkan media/alat/bahan praktikum)
- Menyusun instrument penelitian
- Mendiskusikan dengan rekan guru sejawat yang akan
diminta menjadi observer.
b. Pelaksanaan
- Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 2 siklus
- Mengembangkan perangkat pembelajaran (RPP, LKS,
instrument penilaian, dan menyiapkan media/alat/bahan praktikum)
- Melaksanakan pembelajaran sesuai RPP
- Meminta rekan guru mengobservasi pembelajaran
- Pengumpulan data yang akan dilakukan melalui tes,
observasi pembelajaran, wawancara siswa mengenai kesulitan siswa ketika
menyimpulkan hasil percobaan, produk siswa dan laporan hasil kerja siswa.
4. Refleksi dan Tindak
Lanjut
Hasil analisis data kualitatif dan
kuantitatif beserta kesimpulannya di diskusikan guru dan rekan sejawat dalam
pertemuan refleksi untuk mengkilas baik hal-hal yang sudah terjadi, kendala,
dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar yang
sudah dilaksanakan.
Guru mencatat masukan dan saran yang
didiskusikan, kemudian membuat rencana perbaikan pembelajaran berikutnya
berdasarkan masukan.
3.2. Personalia
Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas
V MI. Al- Khaeriyah S. Binangae dengan personalia sebagai berikut :
Nama :
Kasmiati : sebagai observer
Nama : Rosdaeni
: sebagai observer
Nama :
Nurhayani: sebagai observer
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Analisis Data
Analisis data dilakukan terhadap
tiga kelompok data yaitu data hasil observer rekan sejawat, data refleksi guru,
dan data hasil belajar siswa yang difokuskan pada dua hal utama, yaitu situasi
kelas dan prestasi belajar siswa .
1. Situasi Kelas
Selama pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar, dengan mengacu pada RPP dibandingkan dengan hasil observasi, dicatat
beberapa kejadian penting, antara lain :
Pada siklus 1 saat melaksanakan
demonstrasihanya sebagian anak saja yang memperhatikan kedepan, dan anak yang
berada dibelakang tidak memperhatikan. Karena tidak semua anak terlibat
dalam demonstrasi tersebut.
Pada siklus 2 satat melaksanakan
demonstrasi anak memperhatikan kedepan, dan ada lima orang anak yang berada
dibelakang tidak memperhatikan.
Hasil observasi kelas menyatakan
bahwa ada kelebihan dari tindakan perbaikan ini antara lain :
- Siswa mulai termotivasi untuk belajar
- Siswa secara aktif mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru
- Siswa mulai berani tampil di depan kelas
- Siswa dapat menjawab soal tes yang diberikan walaupun
belum maksimal
2. Prestasi Belajar
Siswa
Dalam penelitian ini diterapkan
ketuntasan belajar secara individual, dengan KKM 60. Sementara itu, secara
klasikal dinyatakan tuntas apabila siswa yang sudah tuntas mencapai 75% dari
jumlah keseluruhan siswa.
Data prestasi belajar siswa
diperoleh dari nilai yang siswa dapatkan pada siklus (postes) 1 dan siklus
(postes) 2.
Perbandingan nilai siklus 1 dan
siklus 2 dari 2 siklus perbaikan pembelajaran sebagai berikut :
NO
|
NAMA
|
Nilai
RP
|
Nilai
RPP 1
|
Nilai
RPP 2
|
Jumlah
Nilai
|
Nilai
Rata-rata
|
1
|
Asnah
|
70,00
|
82,00
|
91,00
|
243,00
|
86,50
|
2
|
Bahri Sobandi
|
46,00
|
58,00
|
67,00
|
171,00
|
62,50
|
3
|
Baedowi
|
65,00
|
77,00
|
86,00
|
228,00
|
81,50
|
4
|
E. Nailatul
|
80,00
|
92,00
|
100,00
|
272,00
|
96,00
|
5
|
Juliansyah
|
46,00
|
58,00
|
67,00
|
171,00
|
62,50
|
6
|
Nandika
|
70,00
|
82,00
|
91,00
|
243,00
|
86,50
|
7
|
Suhartini
|
46,00
|
58,00
|
67,00
|
171,00
|
62,50
|
8
|
Alpariji
|
65,00
|
77,00
|
86,00
|
228,00
|
81,50
|
9
|
Aji Mukarom
|
70,00
|
82,00
|
91,00
|
243,00
|
86,50
|
10
|
Ana
|
80,00
|
92,00
|
100,00
|
272,00
|
96,00
|
JUMLAH
|
2735
|
3174
|
3483
|
9392,
|
3328,50
|
|
RATA-RATA
|
68,38
|
79,35
|
87,08
|
234,80
|
83,21
|
Berdasarkan tabel tersebut, dapat
disimpulkan :
a. Secara individu :
- Banyaknya siswa adalah 40 orang
- Siswa tuntas belajar ada 40 orang
- Persentase siswa yang telah tuntas adalah 40 x 100% =
100%
- Siswa yang belum tuntas ada 0 orang, persentase siswa
yang belum tuntas adalah 0 x 100% = 0%
b. Secara Klasikal
- Siswa belum tuntas belajar karena menurut standar
ketuntasan secara klasikal harus mencapai 85 %. Sedangkan pencapaian hasil
belajar sebelum perbaikan baru mencapai 72 %, sehingga untuk mencapai
ketuntasan klasikal masih kurang 13%. Pada pencapaian hasil belajar
setelah perbaikan (siklus 1) sudah mencapai 75% tetapi nilai rata-rata
kelas masih kurang memuaskan yaitu 77,85
- Rata-rata skor sebelum perbaikan yaitu 68,60
- Rata-rata skor sesudah perbaikan (siklus 1) yaitu 77,85
- Rata-rata skor sesudah perbaikan (siklus 2) yaitu 87,85
- Gain skor (perolehan nilai) rata-rata adalah 45,13
Dari data tersebut diperoleh
informasi bahwa terjadi peningkatan pencapaian hasil belajar oleh siswa, tetapi
belum memuaskan walaupun sudah mencapai nilai KKM. Sehingga dilaksanakan
perbaikan (siklus 2) kembali, dan hasilnya cukup memuaskan.
Data tambahan : dari 3 test soal
latihan terlihat kesalahan siswa sebagai berikut :
Kesalahan sebelum perbaikan
|
Kesalahan sebelum perbaikan 1
|
Kesalahan sebelum perbaikan 2
|
||||||
No
|
Jumlah Kesalahan
|
Jml Siswa
|
No
|
Jumlah Kesalahan
|
Jml Siswa
|
No
|
Jumlah Kesalahan
|
Jml Siswa
|
1
|
benar semua
|
0
|
1
|
benar semua
|
2
|
1
|
benar semua
|
26
|
2
|
Salah 1
|
3
|
2
|
Salah 1
|
4
|
2
|
Salah 1
|
7
|
3
|
Salah 2
|
7
|
3
|
Salah 2
|
12
|
3
|
Salah 2
|
2
|
4
|
Salah 3
|
8
|
4
|
Salah 3
|
16
|
4
|
Salah 3
|
0
|
5
|
Salah 4
|
12
|
5
|
Salah 4
|
6
|
5
|
Salah 4
|
5
|
6
|
Salah 5
|
10
|
6
|
Salah 5
|
0
|
6
|
Salah 5
|
0
|
7
|
Salah 6
|
0
|
7
|
Salah 6
|
0
|
7
|
Salah 6
|
0
|
8
|
Salah 7
|
0
|
8
|
Salah 7
|
0
|
8
|
Salah 7
|
0
|
9
|
Salah 8
|
0
|
9
|
Salah 8
|
0
|
9
|
Salah 8
|
0
|
10
|
Salah 9
|
0
|
10
|
Salah 9
|
0
|
10
|
Salah 9
|
0
|
11
|
Salah 10
|
0
|
11
|
Salah 10
|
0
|
11
|
Salah 10
|
0
|
4.2. Refleksi
Pembelajaran sudah tercapai karena
diperoleh gai skor rata-rata 45,13 dari sebelum perbaikan pembelajaran dan
sesudah perbaikan pembelajaran.
Namun, belum diperoleh ketuntasan
pembelajaran, karena ada 5 siswa yang belum tuntas secara individual, yaitu
12,5%
Diperkirakan ketidaktuntasan
disebabkan karena kurangnya siswa dalam memperhatikan metode demonstrasi ini.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Metode belajar dengan cara
demonstrasi ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Terjadi
peningkatan peroleh nilai siswa setelah dilakukan perbaikan pembelajaran
4.2. Saran
Dalam melakukan belajar mengajar di
dalam kelas perlu dipersiapkan terlebih dahulu, metode apa yang akan kita
gunakan dalam pemberian materi yang akan kita ajarkan kepada siswa, sehingga
siswa dapat termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran
Pengelolaan waktu pun perlu kita
perhitungkan agar tidak banyak waktu yang terhubung dengan sia-sia.
DAFTAR
PUSTAKA
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswin
Zain, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2002, cet. Ke-2
Moh. Slamet Untung, Menelusuri
metode pendidikan ala Rasulullah, Pekalongan Rizki Putra, 2007
Label: PTK
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda