Contoh PTK SD/ MI


(Penelitian
Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VI MI. Al- Khaeriyah Barru)
Diajukan
dalam rangka memenuhi persyaratan untuk Kenaikan Tingkat dari IV /A ke IV/ B
UPAYA
MENINGKATKAN PRESTASI SISWA PADA KONSEP PERUBAHAN PADA BENDA DENGAN MENGGUNAKAN
METODA DEMONTRASI
(Penelitian
Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VI )
Diajukan
dalam rangka memenuhi persyaratan untuk Kenaikan Tingkat dari IV /A ke IV/ B
Oleh
:
HAERUDDIN, S.Pd.
NIP.
PEMERINTAH KABUPATEN BARRU
DINAS PENDIDIKAN
UPTD TK/SD KECAMATAN BARRU
MI. Al- KHAERIYAH BARRU
LEMBAR PENGESAHAN
Upaya
Meningkatkan Prestasi Siswa Pada Konsep Perubahan Pada Benda Dengan Menggunakan
Metoda Demontrasi
Penyusun
:
HAERUDDIN
NIP………………………..
Mengetahui/Menyetujui
:
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Alloh SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayahNya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul "Upaya Meningkatkan Prestasi Siswa
Pada Konsep Perubahan Pada Benda dengan Menggunakan Metoda Demontrasi "
Penulis sangat menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih terdapat kelemahan baik dalam penyusunan, dan itu
semua semata-mata merupakan keterbatasan dalam pengalamam menyusun makalah,
mudah-mudahan makalah ini banyak manfaatnya terutama bagi para guru umumnya
bagi dunia pendidikan..
Akhirnya kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat diharapkan demi perbaikan makalah ini
Kasturi , Nopember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................. 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian .............................................................. 3
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESA
A. Landasan Teoritis................................................................. 4
1. Media Pembelajaran ..................................................... 4
2. Hakikat IPA ................................................................. 9
3. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar............................. 15
B. Hipotesis............................................................................... 18
BAB III METODOLOGI
A. Seting Penelitian .................................................................. 19
1. Waktu Penelitian........................................................... 19
2. Tempat Penelitian.......................................................... 19
3. Alasan Penelitian Dilakukan di Tempat Itu.................. 19
B. Subjek Penelitian ................................................................. 19
C. Sumber Data ........................................................................ 19
D. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data .................................. 20
1. Teknik Pengumpulan Data............................................ 20
2. Alat Pengumpulan Data................................................ 20
E. Teknik Analisis Data............................................................ 20
F. Indikator Kinerja.................................................................. 21
G. Prosedur Penelitian............................................................... 21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal....................................................... 24
1. Keadaan Siswa.............................................................. 24
2. Kemampuan Siswa........................................................ 24
B. Deskripsi dan Pembelajaran Siklus I.................................... 25
C. Deskripsi dan Pembelajaran Siklus II................................... 30
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan........................................................................... 36
B. Saran..................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR
TABEL
Tabel 4.1 Nilai
Tes Awal Sebelum Tindakan Penelitian .................................................... 24
Tabel 4.2 Proses
Pembelajaran Siklus I............................................................................... 26
Tabel 4.3 Perolehan
Nilai Tes dan Post Tes Pada Siklus I.................................................. 27
Tabel 4.4 Lembar
Observasi Merancang Pembelajaran Siklu I........................................... 28
Tabel 4.5 Lembar
Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklu I.............................................. 29
Tabel 4.6 Refleksi
Pembelajaran Siklu I............................................................................. 30
Tabel 4.7 Proses
Pembelajaran Siklus 2.............................................................................. 30
Tabel 4.8 Perolehan
Nilai pre tes dan Pos tes Siklus 2 ...................................................... 32
Tabel 4.9 Lembar
Observasi Merancang Pembelajaran Siklu 2.......................................... 33
Tabel 4.10 Lembar Observasi
Kegiatan Pembelajaran Siklu 2............................................. 34
Tabel 4.11 Refleksi
Pembelajaran Siklu 2............................................................................. 35
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas pendidikan meliputi
diberbagai sektor dan jenjang pendidikan, termasuk jenjang pendidikan dasar.
Keberhasilan pendidikan banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk guru.
Guru yang profesional akan selalu berupaya untuk meningkatkan pemahaman siswa
terhadap materi yang diajarkan. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan
nasional yang dirinci sebagai berikut :
1. Mendidik
adalah usaha sadar untuk meningkatkan dan menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi perannya dimasa yang akan
datang.
2. Peserta
didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan din melalui proses
pendidikan pada jalur dan jenjang pendidikan tertentu. Peserta didik adalah
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan din
melalui proses pendidikan pada jalur dan jenjang pendidikan tertentu. (Ngalim
Purwanto, 1997: 42)
Dalam upaya meningkatkan proses
belajar, guru harus berupaya menciptakan strategi yang cocok, sebab dalam
proses belajar mengajar yang bermakna, keterlibatan siswa sangatlah penting,
hal ini sesuai dengan pendapat Muhamad Ali, (1983 : 12) yang menyebutkan bahwa
kadar pembelajaran akan bermakna apabila :
1. Adanya
keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.
2. Adanya
keterlibatan intelektual-emosional siswa baik melalui kegiatan menganalisa,
berbuat dan pembentukan sikap.
3. Adanya
keikutsertaan siswa secara kreatif dalam menciptakan situasi yang cocok untuk
berlangsungnya proses belajar mengajar.
Berkenaan dengan hal tersebut di
atas, metoda demontrasil dalam pembelajaran akan lebih bermakna, sebab dengan
menggunakan metoda demontrasi siswa akan terlibat secara langsung dalam proses
pembelajaran.
Mata pelajaran IPA merupakan salah
satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar, dan merupakan hasil
kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi
tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses
ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan.
Kehadiran metoda demontrasi dalam
pembelajaran IPA akan lebih mempermudah bagi guru dalam menyampaikan materi
yang akan diajarkan kepada siswa.
Berdasarkan hasil renungan yang
penulis lakukan setelah melaksanakan pembelajaran IPA tentang perubahan benda,
yang dilanjutkan dengan evaluasi, tetapi hasilnya tidak memuaskan, maka penulis
sebagai guru kelas menyadari bahwa kesalahan berada pada guru bukan pada siswa,
antara lain pembelajaran berpusat pada guru, keterlibatan siswa dalam
pembelajaran kurang ada kesempatan untuk terlibat langsung dalam proses
pembelajaran yang mengakibatkan siswa pasif dan hasil evaluasi dengan rata-rata
nilai 5,38, berlatar belakang dari permasalahan tersebut, dipandang perlu
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas, sebab Penelitian Tindakan Kelas
merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan
mutu pembelajaran yang bersifat individual dan luwes. (Kasihani Kasbolah,
1998:22).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah
yang dijadikan fokus penelitian adalah meningkatkan pemahaman siswa tentang
perubahan benda yang selama ini dianggap sulit oleh siswa.
Untuk memudahkan dalam pelaksanaan
penelitian, rumusan masalah diperinci sebagai berikut :
a. Bagaimanakah
perencanaan pembelajaran menggunakan metoda demontrasi untuk meningkatkan
kemampuan siswa tentang perubahan benda
b. Bagaimanakah
pelaksanaan pembelajaran menggunakan metoda demontrasi dalam meningkatkan
kemampuan siswa tentang perubahan benda
c. Bagaimanakah
kemampuan siswa dalam perubahan benda
C. Tujuan Penelitian
a. Ingin
mengetahui dan memahami rencana pembelajaran IPA tentang perubahan benda
berdasarkan makanannya dengan menggunakan Metoda demontrasi di Kelas VI SD
Negeri Kasturi II.
b. Ingin
mengetahui dan memahami proses berlangsungnya pembelajaran IPA dalam perubahan
benda berdasarkan makanannya di Kelas VI SD Negeri Kasturi II dengan
menggunakan alat peraga Metoda demontrasi.
c. Ingin
mengetahui kemampuan dan kelemahan siswa di Kelas VI SD Negeri Kasturi II dalam
konsep perubahan benda berdasarkan makanannya setelah pembelajaran menggunakan
alat peraga Metoda demontrasi.
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi
Siswa
1) Dapat
menguasai konsep yang dipelajarai dan tidak perbalisme.
2) Dapat
menumbuhkan motivasi untuk mempelajari IPA.
3) Dapat
menumbuhkan sikap positif siswa terhadap mata pelajaran IPA.
b. Bagi
Guru
1) Dapat
memberikan pengalaman yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran IPA.
2) Dapat
memberikan gambaran kemampuan siswa dalam memahami bahan ajar/materi tentang
konsep perubahan benda berdasarkan makanannya dengan mempergunakan alat peraga
Metoda demontrasi.
BAB II
LANDASAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A.
Landasan Teoritis
1. Media Pembelajaran
Proses belajar-mengajar atau proses
pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga
pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa
menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun
sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial. Dalam
mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang
diatur guru melalui proses pengajaran.
Dalam metodologi pengajaran ada dua
aspek yang paling menonjol yakni metode mengajar dan media pengajaran sebagai
alat bantu mengajar. Sedangkan penilaian adalah alat untuk mengukur atau menentukan
taraf tercapai-tidaknya tujuan pengajaran.
a. Nilai dan Manfaat Media Pengajaran
Media pengajaran dapat mempertinggi
proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat
mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Ada beberapa alasan, mengapa media
pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa. Alasan pertama berkenaan
dengan manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa antara lain:
a) Pengajaran
akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;
b) Bahan
pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para
siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik;
c) Metode
mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan
kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan
tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran;
d) Siswa
lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian
guru, tetapi aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan
lain-lain.
Penggunaan media pengajaran dapat
mempertinggi proses dan hasil pengajaran, berkenaan dengan taraf berpikir
siswa. Taraf berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari
berpikir kongkret menuju ke berpikir abstrak, dimulai dari berpikir sederhana
menuju berpikir kompleks. Penggunaan media pengajaran erat kaitannya dengan
tahapan berpikir tersebut sebab melalui media pengajaran hal-hal yang abstrak
dapat dikongkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.
b. Jenis dan Kriteria Memilih Media Pengajaran
Ada beberapa jenis media pengajaran
yang biasa digunakan dalam proses pengajaran. Pertama, media grafis seperti
gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik dan lain-lain.
Media grafis sering juga disebut media dua dimensi, yakni media yang mempunyai
ukuran panjang dan lebar. Kedua, media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model
seperti model padat (solid model), model penampang, model susun, model kerja, mock
up, diorama dan lain-lain. Ketiga, media proyeksi seperti slide, film strips,
film, penggunaan OHP dan lain-lain. Keempat penggunaan lingkungan sebagai media
pengajaran.
Penggunaan media di atas tidak
dilihat atau dinilai dari segi kecanggihan medianya, tetapi yang lebih penting
adalah fungsi dan peranannya dalam membantu mempertinggi proses pengajaran.
Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan guru dalam menggunakan media pengajaran untuk mempertinggi
kualitas pengajaran. Pertama, guru perlu memiliki pemahaman media pengajaran
antara lain jenis dan manfaat media pengajaran, kriteria memilih dan
menggunakan media pengajaran, menggunakan media sebagai alat bantu mengajar dan
tindak lanjut penggunaan media dalam proses belajar siswa. Kedua, guru terampil
membuat media pengajaran sederhana untuk keperluan pengajaran, terutama media
dua dimensi atau media grafis, dan beberapa media tiga dimensi, dan media
proyeksi. Ketiga, pengetahuan dan keterampilan dalam menilai keefektifan
penggunaan media dalam proses pengajaran. Menilai keefektifan media pengajaran
sehubungan dengan prestasi belajar yang dicapai siswa. Apabila penggunaan media
pengajaran tidak mempengaruhi proses dan kualitas pengajaran, sebaiknya guru
tidak memaksakan penggunaannya, dan perlu mencari usaha lain di luar media
pengajaran.
c. Cara memilih media pembelajaran
a) Ketepatannya
dengan tujuan pengajaran; artinya media pengajaran dipilih atas dasar
tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional
yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis lebih memungkinkan
digunakannya media pengajaran.
b) Dukungan
terhadap isi bahan pelajaran; artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta,
prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih
mudah dipahami siswa.
c) Kemudahan
memperoleh media; artinya media yang diperlukan mudah diperoleh,
setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. Media grafis
umumnya dapat dibuat guru tanpa biaya yang mahal, di samping sederhana dan
praktis penggunaannya.
d) Keterampilan
guru dalam menggunakannya; apa pun jenisnya media yang diperlukan syarat utama
adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran. Nilai dan manfaat
yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari penggunaan oleh guru
pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya. Ada OHP,
proyektor film, komputer, dan alat-alat canggih lainnya, tidak mempunyai arti
apa-apa, bila guru tidak dapat menggunakannya dalam pengajaran untuk
mempertinggi kualitas pengajaran.
e) Tersedia
waktu untuk menggunakannya; sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa
selama pengajaran berlangsung.
f) Sesuai
dengan taraf berpikir siswa; memilih media untuk pendidikan dan pengajaran
harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung di
dalamnya dapat dipahami oleh para siswa. Menyajikan grafik yang berisi data dan
angka atau proporsi dalam bentuk persen bagi siswa SD kelas-kelas rendah tidak
ada manfaatnya. Mungkin lebih tepat dalam bentuk gambar atau poster. Demikian
juga diagram yang menjelaskan alur hubungan suatu konsep atau prinsip hanya
bisa dilakukan bagi siswa yang telah memiliki kadar berpikir yang tinggi.
Dengan kriteria pemilihan media di
atas, guru dapat lebih mudah menggunakan media mana yang dianggap tepat untuk
membantu mempermudah tugas-tugasnya sebagai pengajar. Kehadiran media dalam
proses pengajaran jangan dipaksakan sehingga mempersulit tugas guru, tetapi
harus sebaliknya yakni mempermudah guru dalam menjelaskan bahan pengajaran.
Oleh sebab itu media bukan keharusan tetapi sebagai pelengkap jika dipandang
perlu untuk mempertingggi kualitas belajar mengajar.
Dalam hubungannya dengan penggunaan
media pada waktu berlangsungnya pengajaran setidak-tidaknya digunakan guru pada
situasi sebagai berikut:
a) Perhatian
siswa terhadap pengajaran sudah berkurang akibat ke bosanan mendengarkan uraian
guru. Penjelasan atau penuturan secara verbal oleh guru mengenai bahan
pengajaran biasanya sering membosankan apalagi bila cara guru menjelaskannya
tidak menarik. Dalam situasi ini tampilnya media akan mempunyai makna bagi
siswa dalam menumbuhkan kembali perhatian belajar para siswa.
b) Bahan
pengajaran yang dijelaskan guru kurang dipahami siswa. Dalam situasi ini sangat
bijaksana apabila guru menampilkan media untuk memperjelas pemahaman siswa
mengenai bahan pengajaran. Misalnya menyajikan bahan dalam bentuk visual
melalui gambar, grafik, bagan atau model-model yang berkenaan dengan isi bahan
pengajaran.
c) Terbatasnya
sumber pengajaran. Tidak semua sekolah mempunyai buku sumber, atau tidak semua
bahan pengajaran ada dalam buku sumber. Sitausi ini menuntut guru untuk
menyediakan sumber tersebut dalam bentuk media. Misalnya peta atau globe dapat
dijadikan sumber bahan belajar bagi siswa, demikian juga model, diorama, media
grafis dan lain-lain.
d) Guru
tidak bergairah untuk menjelaskan bahan pengajaran melalui penuturan kata-kata
(verbal) akibat terlalu lelah disebabkan telah mengajar cukup lama. Dalam
situasi ini guru dapat menampilkan media sebagai sumber belajar bagi siswa.
Misalnya guru menampilkan bagan atau grafik dan siswa diminta memberi analisis
atau menjelaskan apa yang tersirat dari gambar atau grafik tersebut, baik
secara individual maupun secara kelompok.
Pengajaran sebagai upaya terencana
dalam membina pengetahuan sikap dan keterampilan para siswa melalui interaksi
siswa dengan lingkungan belajar yang diatur guru pada hakekatnya mempelajari
lambang-lambang verbal dan visual, agar diperoleh makna yang terkandung di
dalamnya. Lambang-lambang tersebut dicerna, disimak oleh para siswa sebagai
penerima pesan yang disampaikan guru. Oleh karena itu pengajaran dikatakan
efektif apabila penerima pesan (siswa) dapat memahami makna yang dipesankan
oleh guru sebagai lingkungan belajarnya.
Tampilnya lambang-lambang visual untuk
memperjelas lambang verbal memungkinkan para siswa lebih mudah memahami makna
pesan yang dibicarakan dalam proses pengajaran. Hal ini disebabkan bahwa
visualisasi mencoba menggambarkan hakikat suatu pesan dalam bentuk yang
menyerupai keadaan yang sebenarnya atau realisme.
Isi pesan yang akan disampaikannya,
suatu objek atau kegiatan nyata yang dipelajari selalu mempunyai aspek-aspek
yang tidak bisa dinyatakan seluruhnya secara ilustratif sekalipun melalui
bentuk tiga dimensi atau gambar hidup. Dengan demikian visualisasi suatu objek
atau kejadian tersusun secara kontinum mulai dari yang realistik sampai kepada
yang paling abstrak.
Pengajaran akan lebih efektif
apabila objek dan kejadian yang menjadi bahan pengajaran dapat divisualisasikan
secara realistik menyerupai keadaan yang sebenarnya, namun tidaklah berarti
bahwa media harus selalu menyerupai keadaan yang sebenarnya. Sebagai contoh
adalah model. Model sekalipun merupakan gambaran nyata dari objek dalam bentuk
tiga dimensi tidak dapat dikatakan realistik sepenuhnya. Sungguhpun demikian
model sebagai media pengajaran dapat memberi makna terhadap isi pesan dari
keadaan yang sebenarnya.
Studi mengenai penggunaan pesan
visual dalam hubungannya dengan hasil belajar menunjukkan bahwa pesan-pesan
visual yang moderat (berada dalam rentangan abstrak dan realistik) memberikan
pengaruh tinggi terhadap prestasi belajar siswa, yang bila dilukiskan membentuk
kurva normal,
2. Hakikat IPA
Sejak ada peradaban manusia, orang
lebih dapat mengadakan upaya untuk mendapatkan sesuatu dari alam sekitarnya.
Mereka telah dapat membedakan hewan atau tumbuhan mana yang dapat dimakan.
Mereka telah dapat menggunakan alat untuk mencapai kebutuhannya. Dengan
menggunakan alat, mereka telah merasakan manfaat kemudahan-kemudahan untuk mencapai
suatu tujuan. Kesemua itu menandakan bahwa mereka memperoleh pengetahuan dari
pengalaman dan atas dorongan untuk dapat memenuhi kebutuhan. Berkat pengalaman
pula, mereka mengenal beberapa macam tumbuhan yang dapat dijadikan obat dan
bagaimana cara pengobatannya.
Mereka telah mampu pula untuk
mengadakan pengamatan dan melakukan abstraksi. Dari pengamatan bahwa dengan
cara menggosokkan tangan timbul kehangatan, maka timbul gagasan untuk
menggosokan bambu sehingga ditemukan api. Mulai pengematan terhadap objek
disekitarnya, kemudian mereka mengarahkan pandangan ke objek yang lebih jauh
seperti bulan, bintang, matahari. Akibatnya, pengetahuan mereka lebih meluas.
Tetapi pengetahuan mereka tetap dalam bentuk yang sederhana, diperoleh dengan
cara berfikir sederhana pula.
Dorongan ingin tahu yang telah
terbentuk secara kodrati, telah mendorong mereka untuk mengagumi dan
mempercayai adanya keteraturan di alam. Hal ini telah mendorong munculnya
sekelornpok orang ahli berfikir kemudian disebut ahli filsafat. Berkat mereka,
pola berpikir manusia lebih sempurna dan penciptaan alat sudah menjadi
kebutuhan. Pemikiran dilakukan secara terpola sehingga dapat dipahami oleh
orang lain. Dorongan tidak hanya karena ingin tahu tetapi telah meningkat untuk
mencari kepuasan dan penggunaannya.
Penemuan mereka dapat diuji
kebenarannya oleh orang lain sehingga dapat diterima secara universal. Dengan
demikian, dari pengetahuan berkembang menjadi ilmu pengetahuan. Perolehan di
dapat melalui percobaan, didukung oleh fakta, menggunakan metode berfikir yang
sistematik sehingga dapat diterima secara universal. Ilmu pengetahuan yang
diperoleh itu selanjutnya dinamakan produk. Sedangkan langkah-langkah yang
dilakukan merupakan suatu proses. Dimulai dengan adanya masalah, kemudian berupaya
untuk mengumpulkan informasi yang relevan, mencari beberapa alternatif jawaban,
memilih jawaban yang paling mungkin benar, melakukan percobaan dan memperoleh
kesimpulan.
Berdasarkan gambaran mengenai
perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu Pengetahuan Alam, maka dapat
disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu kumpulan
pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum
terbatas pada gejala alam.
Perkembangan IPA telah melaju dengan
cepat. Hal ini erat hubungannya dengan perkembangan teknologi. Perkembangan IPA
memungkinkan teknologi berkembang. Perkembangan teknologi memberikan wahana
yang memungkinkan IPA berkembang dengan pesat pula. Inilah salah satu ciri dari
abad modern, dan pada abad modern kita sedang berada.
Tujuan Pendidikan IPA, ialah hanya
untuk memahami pengetahuan tentang fakta-fakta, konsep IPA, tetapi untuk
mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diperlukan untuk
mencapai pengetahuan itu. Dengan lain perkataan, hasil belajar IPA bukan hanya
sebagai produk, tetapi juga pengembangan proses. Keterampilan yang diharapkan
ialah dinamakan keterampilan intelektual, atau disebut juga keterampilan
proses.
Sesuai dengan tujuan pendidikan itu,
maka belajar mempunyai makna sebagai proses yang menimbulkan suatu perubahan
tingkah laku atau kecakapan mental yang bukan disebabkan oleh pertumbuhan
fisikologis atau pengaruh lain yang bersifat sementara. Dari sinilah sebenarnya
sumber pengembangan berbagai metode mengajar yang sesuai dengan tujuan
pendidikan IPA. Bagaimapun pendekatan yang digunakan dan ataupun metode
mengajar yang digunakan, kita harus tetap memperhatikan pola berfikir sesuai
dengan metode ilmah, agar berkembang juga sikap ilmiah. Untuk lebih jelasnya
perhatikan kembali langkah-langkah metode ilmiah seperti yang digambarkan pada
diagram, beserta keterampilan intelektual apa yang dikembangkan, selama proses
belajar mengajar berlangsung.
Perkembangan sosial yang cepat
akibat perkembangan teknologi dan industrial sebenarnya mempersulit pemilihan
konsep yang penting dan berguna, yang akan dijadikan materi GBPP suatu
kurikulum. Tetapi tentunya kita harus menyajikan materi itu sesuai dengan
stuktur psikologis yang sesuai dengan perkembangan mental anak, sehingga
memudahkan terbentuknya struktrur pengetahuan yang diperoleh anak. Sudah barang
tentu struktur materi yang diperoleh anak tidak terlepas dari struktur materi
sesuai dengan GBPP.
Sesuai dengan prinsip cara belajar
siswa aktif, maka pemilihan metode itu harus berdasarkan pilihan metode
mengajar yang akan meningkatkan derajat keaktifan siswa. Persoalan keterbatasan
sumber belajar antara lain adalah lingkungan, perpustakaan, alat bantu
mengajar, TV, radio, film, dan lain-lain. Sumber belajar-sumber belajar
tersebut dapat digunakan siswa untuk belajar aktif, didorong oleh motivasi
keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar, dan oleh minat. Penggunaan
alat-alat pendidikan untuk membantu proses belajar-mengajar sesuai dengan
perkembangan teknik komunikasi, dinamakan teknologi pengajaran.
Penggunaan teknologi pengajaran
tetap memerlukan keterlibatan guru dalam proses belajar mengajar, mulai dari
perencanaan memberi motivasi, penggunaan sumber belajar, memberi bantuan dan
memperbaiki kesalahan yang dilakukan siswa. Guru harus berusaha agar terdapat
keseimbangan antara waktu belajar mandiri, belajar kelompok, berdiskusi, dan
memberikan informasi dengan menggunakan metode ceramah, ataupun melakukan
demonstrasi. Kegiatan kelompok dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
demonstrasi.
Perlu diingat pula bahwa suatu
metode mengajar yang baik tidak selalu memberikan hasil belajar yang baik untuk
tiap anak. Hasil belajar seorang siswa masih tergantung pada bakat dan
minatnya. Sikap dan minat terhadap pelajaran menentukan ketekunan siswa untuk belajar.
Ketekunan inilah yang sebenarnya dapat menentukan keberhasilan belajar dalam
waktu yang relatif singkat. Jadi faktor waktu dapat diperhitungkan dan
digunakan secara efisien setelah kita dapat membiasakan belajar secara tekun.
Sedangkan faktor minat dan sikap ini dapat dikembangkan kalau siswa diberi
kesempatan untuk belajar secara aktif, disertai rasa gembira, dan tidak
membosankan. Kebosanan ini dapat dihindari dengan cara menggunakan berbagai
sumber belajar yang bervariasi, dan digunakan rnetode yang cocok, atau
bervariasi pula.
Hasil belajar yang kurang baik,
tentu saja akan mengakibatkan nilai yang diperoleh siswa tidak memuaskan.
Perolehan nilai kurang ini akan menimbulkan perasaan bahwa pelajaran itu sulit.
Ketidakpuasan yang berlebihan menimbulkan rada frustrasi yang pada akhirnya
menimbukan kebencian terhadap mata pelajaran tersebut. Tetapi di lain pihak
timbul anggapan bahwa pelajaran yang sulit itu adalah lebih berharga. Siswa
yang berhasil dalam pelajaran tersebut dianggap mempunyai kelebihan dari
lainnya. Sebaliknya bagi siswa yang tidak berhasil akan menimbulkan rendah diri
dari perasaan bodoh.
Sesuai dengan prisip pengajaran yang
telah kita tentukan kita tetap harus berpegang pada metode ilmiah. Tiap langkah
metode ilmiah harus dikuasai siswa. Melalui latihan secara bertahap siswa akan
memperoleh dan mengembangkan setiap keterampilan intelektual. Melalui
pendekatan konsep, para siswa berkesempatan untuk berlatih dart mengembangkan
keterampilan intelektualnya.
Tiap pendekatan selalu berpangkal
pada adanya masalah, untuk dan dengan memecahkan masalah. Karena itu ada yang
menemukan metode pemecahan masalah (problem solving). Dilihat dari tujuannya
maka hasil belajar harus merupakan suatu penemuan-penemuan konsep atau prisip,
yang dilakukan siswa.
Demikianlah usaha para pendidik
untuk menyempurnakan proses belajar mengajar IPA, menyesuaikan diri dengan
tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi, serta mempertimbangkan kebutuhan
masyarakat. Kebermaknaan hasil belajar akhirnya tidak hanya ditentukan oleh
sejumlah pengetahuan yang banyak, tetapi hasil belajar yang lebih bermakna,
dilihat dari perkembangan struktur, kognitif, struktur efektif, dan nilai-nilai
ilmiah. Nilai-nilai ilmiah menjadi sangat berperan dalam perkembangan
kebudayaan bangsa, dalam zaman moderenisasi sebagai akibat dari perkembangan
ilmu dan teknologi yang maju dengan sangat cepat.
Langkah lain yang tak kalah penting
adalah, mengusahakan agar penemuan siswa lebih bermakna. Biasanya siswa cukup
puas kalau semua tugasnya telah selesai dikerjakan. Kepada siswa harus
diberikan pengertian, untuk apa jawaban yang diperoleh, dan apa sebenarnya yang
diperoleh itu. Alangkah baiknya kalau kepada siswa diberi informasi untuk
memberikan penekanan terhadap penemuan siswa. Penemuan ini akan lebih bermakna
lagi kalau siswa dapat mengkomunikasikan pada orang lain, temasuk temannya dan
gurunya, dapat dalam bentuk diskusi. Mendiskusikan hasil merupakan langkah
untuk membuat penemuan siswa lebih bermakna. Kebermaknaan penemuan siswa dapat
juga dinyatakan dalam bentuk aplikasi. Siswa dapat menggunakan hasil
penemuannya untuk memecahkan masalah lain yang relevan. Kegiatan ini secara
sederhana dapat dilakukan dalam bentuk latihan soal. Kemampuan siswa untuk
menghubungkan penemuannya dengan pengetahuan lain yang diperolehnya, merupakan
suatu pertanda adanya kebermaknaan atas penemuannya. Sebagai hasil kegiatan ini
dapat berbentuk struktur konsep, bagan konsep, atau peta konsep. Jadi
kebermaknaan pengetahuan yang diperoleh siswa dapat membentuk suatu struktur kognitif
yang dapat dipergunakan untuk belajar lebih lanjut, dan dapat menimbulkan
motivasi intrinsik untuk perkembangannya lebih lanjut.
Pengetahuan baru harus dapat
disimpan dalam struktur kognitif individu. Informasi kadang-kadang diperlukan
untuk melengkapi struktur kognitifnya. Informasi ini diperoleh dalam bentuk
hafalan. Pengetahuan hafalan ini didistribusikan dalam struktur kognitif,
sebagai pengganti konsep yang relevan. Informasi ini tidak membentuk ikatan
dengan struktur kognitif.
Pembentukan konsep bermakna sampai
terbentuk struktur kognitif dan struktur afektif sebagai hasil belajar melalui
bermacam metode mengajar, dapat digambarkan sebagai berikut :
Add caption |
3. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Pada dasarnya sama saja hanya harus
disesuaikan dengan tingkat perkembangan mentalnya. Artinya, cara penyajian dan
apa yang disajikan harus sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir anak. Pada
tingkat SD, perkembangan mental anak baru sampai tingkat berfikir konkret.
Pikiran anak terbatas pada objek di sekitar lingkungannya. Pada tingkat ini
anak harus dapat mengenal bagian-bagian dari benda seperti, berat, warna dan
bentuknya.
Kemampuan ini harus kita kembangkan
sampai anak dapat :
a. Menggolong-golongkan
dengan berbagai cara, misalkan penggolongan benda atas tingkatan atau perbedaan
tertentu.
b. Melakukan
penyusunan atau rangkaian yang berurutan
c. Melakukan
proses berfikir kebalikan
d. Melakukan
berbagai operasi metematik seperti menambah, mengurangi, membagi, mengalikan
dan sebagainya.
Dengan demikian anak SD harus sudah
dapat mengklasfikasikan sesuai dengan bagian, struktur, dan fungsinya. Dia
harus mampu berpikir kebalikan. Misal, Nuri termasuk kelas burung dan burung
itu bertelur. Maka anak harus dapat menyimpulkan bahwa nuri dapat bertelur.
Meskipun pada tingkatan ini anak belum dapat berfikir abstrak, seperti
berhipotesa secara deduktif, tetapi dia sudah dapat membuat hipotesis
sederhana, hanya meliputi satu variabel. Dia akan dapat memecahkan masalah
dengan baik kalau konkret melakukannya.
Berdasarkan pemikiran di atas maka
materi yang disajikan haruslah konsep-konsep dalam bentuk klasifikasi, konsep
berkorelasi dan semuanya dalam tingkatan konsep konkret. Tindakan atau
menyimpulkan secara menggeneralisasi sudah mengarah ke berpikir abstrak.
Demikian juga halnya dengan konsep teoretis. Maka disinlah peran disajikannya
model dan percobaan.
Konsep ini harus dicarinya sendiri,
kita tidak sekedar memberikan. Guru hanyalah menciptakan lingkungan belajar
yang baik agar siswa dapat menemukan sendiri konsep. Konsep yang ditemukan
menjadi bermakna kalau dia dapat menemukan hubungannya dengan konsep lain yang
lebih diketahui.
Kegiatan belajar berlangsung atas
dasar kemampuan, minat, keperluan dan kebutuhan siswa. Tujuannya adalah untuk mengembangkan
keterampilan belajar, kemampuan belajar bebas, mandiri, dan kemampuan
memecahkan masalah. Guru bersama siswa menelaah tiap aspek yang diperlukan
untuk memecahkan masalah. Tugas guru bukan memberitahukan cara memecahkan
masalah. Guru harus pula menciptakan suasana sarana pendidikan yang ada,
berhipotesis, dan menarik kesimpulan.
Sesuai dengan uraian terdahulu,
proses belajar-mengajar berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu dan
teknologi. Perkembangan pengajaran sebagai ilmu ditandai dengan penerapan hasilhasil
penelitian, hasil penalaran para ahli psikologi, khususnya psikologi
pendidikan. Dengan demikian maka pengajaran termasuk pengembangan teknologi
karena didalamnya tejadi proses penerapan teori-teori ilmu pengetahuan, beserta
penjabarannya. Di samping itu proses belajarmengajar tetap merupakan seni dan
kiat karena dalam pelaksanaannya tetap mempertimbangkan hakikat dari guru dan
hakikat dari murid. Penerapan pilihan serta implementasi tindakan guru maupun
murid tetap berdasarkan pertimbangan pribadi maupun instusi, serta sesuai
dengan wawasan kependidikan. Untuk lebih jelasnya perhatikan diagram berikut:
proses belajar-mengajar tetap
merupakan seni dan kiat karena dalam pelaksanaannya tetap mempertimbangkan
hakikat dari guru dan hakikat dari murid. Penerapan pilihan serta implementasi
tindakan guru maupun murid tetap berdasarkan pertimbangan pribadi maupun
instusi, serta sesuai dengan wawasan kependidikan. Untuk lebih jelasnya
perhatikan diagram berikut:
![]() |
|||
Penggunaan sumber belajar
|
B. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan tentang
suatu hal yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan, atau jawaban
terhadap suatu masalah yang diteliti dan secara teoritis dianggap mungkin dan
paling tinggi tingkat kebenarannya (Sudarsono, 1996:65).
Berdasarkan hal tersebut di atas,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah "Pemahaman siswa tentang
perubahan benda akan meningkat, jika pembelajaran menggunakan metoda
demontrasi".
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Seting Penelitian
l. Waktu Penelitian
Penelian direncanakan pada hari
Senin tanggal 9 Oktober 2007 untuk siklus 1 dan siklus 2 pada hari kamis
tanggal 12 Nopember 2007
2. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas VI
Sekolah Dasar Negeri Kasturi II
Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka, yang merupakan objek Penelitian.
3. Alasan Penelitian Dilakukan di Tempat itu
Sesuai dengan dengan karakteristik
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) antara lain bahwa penelitian dilakukan dalam
upaya menyelesaikan masalah pembelajaran yang dirasakan oleh guru dan siswa
atau permasalahan yang aktual yang dirasakan oleh guru dan siswa . Berdasar
dari uraian yang dipaparkan pada latar belakang alasan mengapa penelitian
dilakukan di kelas VI, karena siswa kelas VI itulah yang mempunyai masalah
dalam penguasaan konsep perubahan benda
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri Kasturi II Kecamatan Cikijing Kabupaten
Majalengka sebanyak 29 orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak 18 orang dan
perempuan sebanyak 11 orang.
C. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh peneliti
adalah berdasarkan keluhan guru dalam proses Pembelajaran tentang konsep
perubahan benda, dari hasil ulangan yang diperoleh hanya mencapai rata-rata
5,38 ketika ditanyakan pada siswa ternyata hampir 79% siswa menjawab kesulitan.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 teknik, yaitu teknik observasi
dan teknik tes.
a. Teknik
Observasi
Observasi dilakukan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang dibuat untuk
digunakan sebagai perangkat pengumpul data. Adapun hal-hal yang diobservasi
antara lain:
1) Observasi
terhadap rencana pembelajaran.
2) Observasi
terhadap proses pembelajaran.
3) Observasi
terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah dilakukan tindakan.
b. Teknik
Tes
Teknik tes dilakukan pada akhir kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan lembar soal.
2. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
l. Butir
Soal tes sebanyak 10 nomor
2. Lembar
Observasi, yaitu:
1) Observasi
terhadap rencana pembelajaran.
2) Observasi
terhadap proses pembelajaran.
3) Observasi
terhadap hasil yang diperoleh siswa setelah dilakukan tindakan.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan
ada yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data yang diperoleh dikatagorikan
dan diklasifikasikan berdasarkan analisis kaitan logisnya, kemudian disajikan
secara aktual dan sistematis dalam keseluruhan permasalahan dan kegiatan
penelitian.
Selanjutnya untuk menganalisis data,
hasil tindakan yang dilakukan penulis disajikan secara bertahap sesuai urutan
siklus yang telah dilaksanakan, adapun prosedur pengolahan data adalah sebagai
berikut
a. Seleksi Data
Data yang telah terkumpul dari hasil
observasi selama kegiatan penelitian maka diadakan penyeleksian data yang ada
kaitannya dengan tujuan penelitian.
b. Klasifikasi Data
Data yang terkumpul berdasarkan
penyeleksian, diklasifikasikan berdasarkan urutan logis untuk disajikan secara
sistematis berdasarkan urutan siklus.
c. Prosentase Data
Tahap akhir dari teknik analisis
data, dilakukan prosentase data bagi data yang telah terkumpul beradasarkan
klasifikasi.
F. Indikator Kinerja
Penelitian ini dilakukan berdasarkan
hasil tes formatif yang hanya memperoleh nilai rata-rata 5,2 Adapun hasil
penelitian yang diharapkan adalah siswa memperoleh nilai rata-rata 7,00
G. Prosedur Penelitian
Kegiatan penelitian ditempuh melalui
prosedur yang ditentukan, yaitu melalui empat tahap, yaitu perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, observasi dan pencatatan pembelajaran,
dan analisis serta refleksi pembelajaran.

a. Perencanaan Tindakan Penelitian
Perencanaan tindakan penelitian
dilakukan berdasarkan hasil orientasi dan identifikasi masalah pengajaran
penggunaan alat bantu audio visual. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
tahap ini adalah menyusun : (1) Rencana Pembelajaran IPA (2) lembar observasi
proses pelaksanaan pembelajaran;
b. Pelaksanaan Tindakan Penetitian
Empat tahap kegiatan yang dilakukan
pada setiap siklus tindakan pembelajaran adalah seperti di bawah ini.
a. Perencanaan
Tindakan
Kegiatan perencanaan tindakan
meliputi tahapan sebagai berikut : (a) membuat Rencana Pembelajaran (Renpel)
berdasarkan prioritas masalah yaitu penggunaan metoda demontrasi pada
pembelajaran IPA tentang konsep perubahan benda, (b) mempersiapkan alat atau
media pembelajaran yang akan digunakan yaitu metoda demontrasi untuk setiap
kelompok, (c) membicarakan prosedur pelaksanaan pengajaran IPA tentang konsep
perubahan benda menggunakan metoda demontrasi dan (d) menyusun
instrumen-instrumen yang akan digunakan.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam pelaksanaan pembelajaran,
peneliti melaksanakan pembelajaran tentang penggunaan metoda demontrasi dan
mencatat berbagai temuan selama kegiatan pembelajaran sebagai bahan refleksi
pada pelaksanaan pada siklus l khususnya yang berhubungan dengan fokus
penelitian.
c. Observasi
Pelaksanaan Penelitian
Peneliti dengan berkolaborasi dengan
teman sesekolah melakukan analisis dan refleksi terhadap pelaksanaan
pembelajaran, untuk keperluan analisis dilakukan pemeriksaan lembar pengamatan
dan catatan-catatan tentang data yang terkumpul. Hasil observasi sebagai temuan
dijadikan sebagai rekomendasi hasil penelitian dan rencana tindakan
selanjutnya.
d. Analisis
dan Refleksi Pembelajaran
Peneliti bersama-sama dengan rekan
se SD melakukan analisis dan refleksi data yang terkutnpul selama kegiatan
pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi dijadikan bahan untuk
melakukan tindakan penelitian.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL
PENELITIAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
1. Keadaan Siswa
Berdasarkan data yang diperoleh dari
sekolah, keadaan siswa Kelas VI SD Negeri Kasturi II pada semester I diperoleh
data yaitu dari 29 siswa dikatagorikan pandai sebanyak 5 orang, katagori sedang
sebanyak 11 orang, dan katagori kurang sebanyak 13 orang.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam, siswa kurang antusias dalam menghadapi pelajaran, hal
ini salah satu penyebabnya adalah guru tidak menggunakan media pembelajaran yang
tepat.
2. Kemampuan Siswa
Dalam kegiatan orientasi dan
identivikasi masalah terlebih dahulu dilakukan tes untuk mengetahui kemampuan
siswa (tes awal) tentang aturan konsep perubahan benda . Adapun hasil yang
diperoleh dari tes awal adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan
Penelitian
No
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
Prosentase
|
Ket
|
1.
|
6
|
60
|
||
2.
|
4
|
40
|
||
3.
|
3
|
30
|
||
4.
|
6
|
60
|
||
5.
|
6
|
60
|
||
6.
|
4
|
40
|
||
7.
|
4
|
40
|
||
8.
|
6
|
60
|
||
9.
|
7
|
70
|
||
10.
|
5
|
50
|
||
11.
|
5
|
50
|
||
12.
|
6
|
60
|
||
13.
|
8
|
80
|
||
14.
|
5
|
50
|
||
15.
|
3
|
30
|
||
16.
|
6
|
60
|
||
17.
|
6
|
60
|
||
18.
|
7
|
70
|
||
19.
|
7
|
70
|
||
20.
|
4
|
40
|
||
21.
|
8
|
80
|
||
22.
|
6
|
60
|
||
23.
|
6
|
60
|
||
24.
|
4
|
40
|
||
25.
|
4
|
40
|
||
26.
|
4
|
40
|
||
27.
|
5
|
50
|
||
28.
|
6
|
60
|
||
29.
|
5
|
50
|
||
Jumlah
|
156
|
1450
|
||
Rata-rata
|
5,37
|
53,70
|
B. Deskripsi dan Pembahasan Siklus 1
Tindakan Pembelajaran
Tindakan pembelajaran yang akan
dilaksanakan adalah dengan menggunakan metoda demonstrasi, siswa dalam kegiatan
belajar akan dikelompokkan kelompok,
setiap kelompok terdiri dari 5 dan 6 orang, dengan tujuan agar siswa dalam
kelompok memperoleh kesempatan yang lebih banyak dalam melaksanakan kegiatan
1. Perencanaan
Untuk menjaring data dalam
penelitian, maka langkah selanjutnya membuat lembar observasi, antara lain :
1) Lembar
observasi Rancangan Pembelajaran
2) Lembar
observasi Pelaksanaan Pembelajaran
3) Lembar
observasi Kemampuan Siswa pada Konsep perubahan benda
Tindakan penelitian siklus I
berdasarkan perencanaan tindakan penelitian yang telah ditetapkan dan hasilnya
disusun berdasarkan katagori data dibawah ini :
2. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran pada Siklus I
meliputi kegiatan guru dalam mengajar, dan siswa dalam belajar dapat dilihat
pada tabel 4.5 berikut ini:
Tabet
4.2
Proses
Pembelajaran Siklus I
No
|
Kegiatan
Guru
|
Kegiatan
Siswa
|
1
|
Kegiatan Awal
|
|
• Guru mengawali kegiatan mengajar dengan
mengkondisikan siswa pada situasi mengajar yang kondusif dengan melontarkan
kata-kata "anak-anak, sekarang kita akan belajar Ilmu Pengetahuan Alam,
tentang perubahan benda".
• Guru menyampaikan informasi tentang materi
yang akan diajarkan, termasuk menginformasikan belajar kelompok
• Guru memberikan apersepsi dengan memberikan
beberapa pertanyaan yang ada hubungannya dengan materi yang akan diajarkan
|
• Siswa
memperhatikan pembicaraan guru, semula banyak yang ngobrol
• Anak-anak
kelihatan semakin penasaran ingin segera pelajaran dimulai.
• Siswa menjawab
pertanyaan guru dengan baik, meski ada beberapa orang yang kurang
memperhatikan guru, sehingga ketika diberi Pertanyaan kebingungan
|
|
2
|
Kegiatan
Inti
|
|
• Guru menjelaskan tentang konsep perubahan
benda
• Guru membagi siswa dalam 5 kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 5 dan 6 orang siswa.
• Guru memberikan lembar kerja untuk dikerjakan
dan dilaksanakan oleh setiap kelompok
• Guru membimbing siswa dalam melakukan
kegiatan
•
Guru menyuruh masuk keruangan kelas untuk melaksanakan diskusi kelompok
•
Guru menjadi moderator dalam
kegiatan diskusi
|
• Siswa
memperhatikan penjelasan guru meski ada beberapa orang siswa yang kurang
memperhatikan, akan tetapi ketika disuruh menjelaskan hampir semua siswa
memperhatikannya.
• Siswa berkelompok
berdasarkan kelompoknya masing-masing
• Siswa berkumpul
masing-masing kelompok
• Setiap siswa
sangat antusias melaksanakan perannya masing-masing?
• Siswa mengerjakan
lembar kerja meskipun setiap kelompok hanya didominasi oleh siswa pandai
• Semua siswa
sisuruh memasuki kelas kembali untuk melaksanakan kerja kelompok dan
melaporkan hasil kerja kelompok
• Setiap kelompok
melaporkan hasil kegiatan kelompoknya dan kelompok lain mendengarkan untuk
memberikan sanggahan
• Siswa dengan
bimbingan guru menyimpulkan pelajaran
|
|
3
|
Kegiatan
Akhir
|
|
•
Guru memberikan evaluasi
sebanyak 5 nomor
•
Guru memberikan tindak
lanjut dengan memberikan Pekerjaan Rumah
|
• Siswa mengerjakan
soal yang diberikan oleh guru
|
3. Hasil Belajar Siswa Siklus I
Berdasarkan data yang terkumpul dari
hasil evaluasi yang dilaksanakan pada Siklus I, masih banyak siswa yang salah,
secara rinci hasil yang diperoleh siswa adalah sebagai berikut :
Tabel
4.3
Perolehan
Nilai Pre-Tes dan Pos-Tes Pada Siklus I
No
|
Nama
Siswa
|
Nilai
|
Prosentase
|
Ket
|
||
Pre
tes
|
Pos
Tes
|
Pre
tes
|
Pos
Tes
|
|||
1.
|
Tabel 4.4
Lembar Observasi Rencana
Pembelajaran Siklus 1

No.
|
Aspek
yang Diamati
|
Hasil
Observasi
|
Ket
|
|
Ya
|
Tidak
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
l.
|
A.
Tujuan Pembelajaran Umum
1) Tujuan Pembelajaran Umum sesuai
dengan yang tercantum Kurikulum 2004
2)
Mencantumkan Kompetensi Dasar
B.
Tujuan Pembetajaran Khusus
1. Indikator telah mengacu pada Kompetensi
Dasar
2. Indikator terarah pada konsep Perubahan
pada Benda
3. Indikator telah mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor
|
√
√
√
√
√
|
||
C. Metoda
1. Menggunakan metoda ceramah,
berpariasi dalam memberikan penjelasan materi
2. Menggunakan metoda diskusi
untuk kerja kelompok
3. Menggunakan metoda tanya jawab
untuk memahatni materi
4.Menggunakan metoda tugas untuk
kerja Kelompok
|
√
√
√
√
|
|||
D. Sumber
1. Menggunakan buku sumber berupa
buku paket IImu Pengetahuan Alam Kelas VI
2. Menggunakan diktat pengalaman
guru
3. Menggunakan sumber lain yang
relevan
|
√
√
√
|
|||
E. Media
1.
Media menunjang tujuan pembelajaran
2.
Media sesuai jumlah kebutuhan
3. Media mudah digunakan
4. Media menarik minat siswa
|
√
√
√
√
|
|||
2.
|
Evaluasi
l. Prosedur evaluasi :
a. Diawal
b. Diakhir
2.
Bentuk evaluasi
a. Objektif
b. Esei
3.
Jenis evaluasi
a. Tulisan
4.
Soal
a. Sesuai dengan tujuan
b. Sesuai kemampuan siswa
c. Jumlah sesuai kebutuhan
|
√
√
√
√
√
√
√
√
|
Tabel 4.5
Lembar Observasi Aktifitas Guru
dalam Mengajar Siklus 1
No.
|
Aspek
yang Diamati
|
Hasil
Observasi
|
Ket
|
|
Ya
|
Tidak
|
|||
1
|
Tahap Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
|
|||
l. Mengkondisikan kelas pada
situasi pembelajaran yang menyenangkan
2. Memotivasi belajar siswa dengan
menginformasikan tentang materi pelajaran yang akan diajarkan
3. Melakukan apersepsi mengarah
pada materi yang akan diajarkan
2)
Kegiatan inti dengan tahapan proses :
(1) Guru memberi penjelasan
tentang perubahan benda dengan menggunakan metoda demontrasi
(2) Pembentukan kelompok belajar
siswa secara merata baik jumlah, kemampuan, maupun jenis kelamin.
(3) Setiap kelompok diberi tuga
yang sama antara lain perubahan benda
(4) Setiap kelompok melaporkan hasil
kerjanya Guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok
(5) Guru membimbing siswa
menyimpulkan materi yang dipelajari
3
Kegiatan Akhir
1. Melaksanakan evaluasi
2. Memberikan tindak lanjut dengan
memberikan PR
|
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
|
Tabel
4.6
Refleksi
Pembelajaran Siklus I
Masalah
Pembelajaran
|
Hipotesis
Tindakan Selanjutnya
|
A. Kegiatan Guru
Guru telah dapat melaksanakan prosedur
pengajaran sesuai dengan skenario yang ada pada rencana pembelajaran,
meskipun masih ada keraguan dan siswa yang tidak aktif kurang mendapat
perhatian dari guru.
B. Kegiatan Siswa
Siswa secara umum tampak memiliki minat
belajar yang tinggi dalam belajar, akan tetapi masih perlu penjelasan guru
dalam Kelompok kerja
|
a.
Tiap siswa dalam kelompok diberi tugas yang sama antara antara lain
melaksanakan praktek
b. Siswa dibimbing secara intensif
secara individu, baik dalam kegiatan menjelaskan maupun dalam kerja kelompok
|
Hasil refleksi dari siklus I
merupakan rekomendasi untuk siklus II agar pembelajaran lebih baik dan sesuai
dengan tujuan penelitian. Adapun kegiatan perencanaan untuk kegiatan
pembelajaran siklus 2 antara lain merefisi Rencana pembelajaran terutarna dalam
Proses Belajar Mengajar.
C. Deskripsi Dan Pembahasan Siklus 2
Tindakan penelitian siklus 2
berdasarkan repleksi siklus l, dan hasilnya disusun berdasarkan katagori data
dibawah ini :
1. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran pada siklus 2
meliputi kegiatan guru dalam mengajar, dan siswa dalam belajar dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel
4.7 Proses Pembelajaran Siklus 2
No.
|
Kegiatan Guru
|
Kegiatan Siswa
|
1
|
Kegiatan Awal
|
|
•
Guru mengawali kegiatan mengajar dengan mengkondisikan siswa pada
situasi mengajar yang kondusif
•
Guru menyampaikan informasi tentang materi yang akan diajarkan,
termasuk menginformasikan belajar kelompok
|
•
Siswa memperhatikan pembicaraan guru dengan antusias
•
Anak-anak kelihatan semakin penasaran ingin segera pelajaran dimulai
kegiatan belajar
|
|
•
Guru memberikan apersepsi dengan memberikan beberapa pertanyaan yang
ada hubungannya dengan materi yang akan diajarkan
|
•
Siswa menjawab pertanyaan guru dengan baik, meski ada beberapa siswa
yang kurang memperhatikan guru, sehingga ketika diberikan pertanyaan
kebingunan.
|
|
2
|
Kegiatan Inti
•
Guru menjelaskan tentang konsep perubahan pada benda
•
Guru membagi siswa dalam 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5
sapai 6 orang siswa.
•
Guru membagikan LKS untuk setiap kelompok
•
Guru menyuruh setiap kelompok untuk mengamati percobaan dan memberikan
lembar kerja untuk dikerjakan oleh setiap kelompok
•
Guru membimbinf siswa dalam kerja kelompok
•
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran
|
•
Siswa memperhatikan penjelasan
guru meski ada beberapa orang siswa yang kurang memperhatikan, akan tetapi
ketika disuruh menjelaskan hampir semua siswa memperhatikannya.
•
Siswa berkelompok berdasarkan kelompoknya masing-masing
•
Siswa menerima Lembar Kerja Siswa.
•
Siswa berkumpul masing-masing
kelompok
•
Setiap kelompok melaksanakan kegiatan kelompok sesuai dengan petunjuk
yang ada pada LKS
•
Setiap siswa sangat diberi kesempatan untuk melaporkan hasil kerja
kelompoknya dan kelompok lain sebagai penanya .
•
Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pelajaran
|
3
|
Kegiatan Akhir
•
Guru memberikan Lembar evaluasi
•
Guru memberikan tindak lanjut dengan memberikan Pekerjaan Rumah
|
•
Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru
|
2. Hasil Belajar Siswa Siklus 2
Berdasarkan data yang terkumpul dari
hasil evaluasi yang dilaksanakan pada Siklus 2, masih banyak siswa yang salah,
secara rinci hasil yang diperoleh siswa adalah sebagai berikut :
Tabel 4.8
Perolehan Nilai Pos Tes Siklus 2
No
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
Prosentase
|
Ket
|
1.
|
8
|
80
|
||
2.
|
7
|
70
|
||
3.
|
7
|
70
|
||
4.
|
9
|
90
|
||
5.
|
8
|
80
|
||
6.
|
7
|
70
|
||
7.
|
8
|
80
|
||
8.
|
9
|
90
|
||
9.
|
7
|
70
|
||
10.
|
9
|
90
|
||
11.
|
7
|
70
|
||
12.
|
7
|
70
|
||
13.
|
10
|
100
|
||
14.
|
7
|
70
|
||
15.
|
10
|
100
|
||
16.
|
7
|
70
|
||
17.
|
8
|
80
|
||
18.
|
10
|
100
|
||
19.
|
9
|
90
|
||
20.
|
6
|
60
|
||
21.
|
10
|
100
|
||
22.
|
8
|
80
|
||
23.
|
9
|
90
|
||
24.
|
10
|
100
|
||
25.
|
8
|
80
|
||
26.
|
7
|
70
|
||
27.
|
8
|
80
|
||
28.
|
8
|
80
|
||
29.
|
8
|
80
|
||
Jumlah
|
220
|
2360
|
||
Rata-rata
|
8,15
|
81,48
|
Tabe1
4.9
Lembar
Observasi Merancang Pembelajaran siklus 2
No.
|
Aspek
yang Diamati
|
Hasil
Observasi
|
Ket
|
|
Ya
|
Tidak
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
l.
|
A.
Tujuan Pembelajaran Umum
1) Tujuan Pembelajaran Umum sesuai
dengan yang tercantum Kurikulum 2004
2)
Mencantumkan Kompetensi Dasar
B.
Tujuan Pembetajaran Khusus
1. Indikator telah mengacu pada Kompetensi
Dasar
2. Indikator terarah pada konsep Perubahan
pada Benda
3. Indikator telah mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor
|
√
√
√
√
√
|
||
C. Metoda
1. Menggunakan metoda ceramah,
berpariasi dalam memberikan penjelasan materi
2. Menggunakan metoda diskusi
untuk kerja kelompok
3. Menggunakan metoda tanya jawab
untuk memahatni materi
4.Menggunakan metoda tugas untuk
kerja Kelompok
|
√
√
√
√
|
|||
D. Sumber
1. Menggunakan buku sumber berupa
buku paket IImu Pengetahuan Alam Kelas VI
2. Menggunakan diktat pengalaman
guru
3. Menggunakan sumber lain yang
relevan
|
√
√
√
|
|||
E. Media
1.
Media menunjang tujuan pembelajaran
2.
Media sesuai jumlah kebutuhan
3. Media mudah digunakan
4. Media menarik minat siswa
|
√
√
√
√
|
|||
2.
|
Evaluasi
l. Prosedur evaluasi :
a. Diawal
b. Diakhir
2.
Bentuk evaluasi
a. Objektif
b. Esei
3.
Jenis evaluasi
a. Tulisan
4.
Soal
a. Sesuai dengan tujuan
b. Sesuai kemampuan siswa
c. Jumlah sesuai kebutuhan
|
√
√
√
√
√
√
√
√
|
Tabel
4.10
Lembar
Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus 2
No.
|
Aspek
yang Diamati
|
Hasil
Observasi
|
Ket
|
|
Ya
|
Tidak
|
|||
1
|
Tahap Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
|
|||
l. Mengkondisikan kelas pada
situasi pembelajaran yang menyenangkan
2. Memotivasi belajar siswa dengan
menginformasikan tentang materi pelajaran yang akan diajarkan
3. Melakukan apersepsi mengarah
pada materi yang akan diajarkan
2)
Kegiatan inti dengan tahapan proses :
(1) Guru memberi penjelasan
tentang perubahan benda dengan menggunakan metoda demontrasi
(2) Pembentukan kelompok belajar
siswa secara merata baik jumlah, kemampuan, maupun jenis kelamin.
(3) Setiap kelompok diberi tuga
yang sama antara lain perubahan benda
(4) Setiap kelompok melaporkan
hasil kerjanya Guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok
(5) Guru membimbing siswa
menyimpulkan materi yang dipelajari
3
Kegiatan Akhir
1. Melaksanakan evaluasi
2. Memberikan tindak lanjut dengan
memberikan PR
|
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
|
Tabel 4.11
Refleksi Pembelajaran Siklus 2
Masalah
Pembelajaran
|
Hipotesis
Tindakan Selanjutnya
|
A. Kegiatan Guru
Guru telah dapat melaksanakan prosedur
pengajaran sesuai dengan skenario yang ada pada rencana pembelajaran,
meskipun masih ada keraguan dan siswa yang tidak aktif kurang mendapat
perhatian dari guru.
B. Kegiatan Siswa
Siswa secara umum tampak memiliki minat
belajar yang tinggi dalam belajar, akan tetapi masih perlu penjelasan guru
dalam Kelompok kerja
|
a.
Tiap siswa dalam kelompok diberi tugas yang sama antara antara lain
melaksanakan praktek
b. Siswa dibimbing secara intensif
secara individu, baik dalam kegiatan menjelaskan maupun dalam kerja kelompok
|
Berdasarkan hasil penelitian pada
Siklus 2 maka hasil refleksi selama kegiatan pada penelitian yang dimulai dari
persiapan sampai pada pelaksanaan dianggap sudah berhasil, hal ini berdasarkan
tingkat kemampuan siswa yang cukup baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep perubahan benda dengan
menggunakan metoda demontrasi dalam pembelajaran IPA di kelas VI SD Negeri
Kasturi II Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka, berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Langkah-langkah
persiapan yang telah direncanakan untuk pelaksanaan penelitian berjalan sesuai
dengan rencana, dari mulai pembuatan Rencana Penelitian (Renpel) sampai
pembuatan instrumen yaitu lembar observasi untuk rencana pelajaran, lembar
observasi untuk aktivitas guru dalam mengajar dan lembar observasi untuk
kegiatan siswa dalam belajar, telah berhasil menjaring data sebagai hasil
penelitian.
2. Pelaksanaan
pembelajaran tentang konsep perubahan benda dengan menggunakan metoda
demontrasi, berjalan sesuai dengan skenario yang ada pada rencana pelajaran
(renpel), dan telah berhasil menciptakan situasi belajar yang kondusif yakni
siswa terlibat secara langsung pada proses pembelajaran, juga dapat
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar IPA yang semula dianggap sulit.
3. Tingkat
pemahaman siswa tentang perubahan benda setelah pembelajaran menggunakan metoda
demontrasi dapat meningkat dengan baik, ini dapat dilihat dari hasil evaluasi
yaitu pada siklus 1 memperoleh nilai rata-rata 6,78 dan pada siklus ke 2
memperoleh nilai rata-rata 8,15.
B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas,
dalam upaya perbaikan Proses Belajar Mengajar (PBM), serta meningkatkan
pemahaman siswa terhadap pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang perubahan
benda, ada beberapa hal yang perlu disampaikan antara lain:
1. Guru
hendaknya membina dan mengembangkan kemampuan menyerap informasi tentang media
pembelajaran seperti audio visual, misalnya memalui kegiatan KKG, seminar, dan
dari media cetak
2. Penggunaan
metoda demontrasi dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang perubahan benda
yang telah dilaksanakan selama kegiatan penelitian sangat baik, hal ini terbukti
dari hasil evaluasi dari siklus ke 1 dan siklus ke 2 terjadi peningkatan yang
cukup tinggi, disamping situasi belajar sangat kondusif, karena pembelajaran
dengan menggunakan metoda demontrasi dapat melibatkan siswa secara utuh,
artinya terlibat dari awal sampai akhir pembelajaran.
3. Disamping
media pembelajaran yang harus dikuasai, juga alat peraga yang diperlukan perlu
dipersiapkan, karena alat peraga mampu menjembatani pemahaman siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud, (1989). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2
Sistem Pendidikan. Semarang Aneka Ilmu.
Depdiknas, (2004). Kurikulum Pendidikan Dasar, Dirjen
Dikdasmen.
Depdikbud, (1998). Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar
Mengajar Kelas VI Sekolah Dasar. Jakarta Dirjen Dikdasmen.
Depdikbud, (1995). Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Dasar Kelas
6. Jakarta Dirjen Dikdasmen.
Depdikbud, (1997. Ilmu Pengetahuan Alam Petunjuk Guru
Sekolah Dasar Kelas 6. Jakarta Dirjen Dikdasmen.
H. Udin, (1987). Strategi Pembelajaran Dirjen Pendidikan.
Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Kasihani Kasbolah, (1998). Penelitian Tindakan Kelas Dirjen
Pendidikan. Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Nana Sujana, (1991). Media Pengajaran. Pusat Penelitian dan
Pembidangan Ilmu Lembaga Penelitian IKIP Bandung. Sinar Baru.
Ngalimun Purwanto, (1997). Psikologi Pendidikan. Bandung
Remaja Rosda Karya.
LEMBAR OBSERVASI MERANCANG
PEMBELAJARAN
SIKLUS 1
Kelas :
VI
Nama Guru :
No.
|
Aspek
yang Diamati
|
Hasil
Observasi
|
Ket
|
|
Ya
|
Tidak
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
l.
|
A.
Tujuan Pembelajaran Umum
1) Tujuan Pembelajaran Umum sesuai
dengan yang tercantum Kurikulum 2004
2)
Mencantumkan Kompetensi Dasar
B.
Tujuan Pembetajaran Khusus
1. Indikator telah mengacu pada Kompetensi
Dasar
2. Indikator terarah pada konsep Perubahan
pada Benda
3. Indikator telah mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor
|
|||
C. Metoda
1. Menggunakan metoda ceramah,
berpariasi dalam memberikan penjelasan materi
2. Menggunakan metoda diskusi
untuk kerja kelompok
3. Menggunakan metoda tanya jawab
untuk memahatni materi
4.Menggunakan metoda tugas untuk
kerja Kelompok
|
||||
D. Sumber
1. Menggunakan buku sumber berupa
buku paket IImu Pengetahuan Alam Kelas VI
2. Menggunakan diktat pengalaman
guru
3. Menggunakan sumber lain yang
relevan
|
||||
E. Media
1.
Media menunjang tujuan pembelajaran
2.
Media sesuai jumlah kebutuhan
3. Media mudah digunakan
4. Media menarik minat siswa
|
||||
2.
|
Evaluasi
l. Prosedur evaluasi :
a. Diawal
b. Diakhir
2.
Bentuk evaluasi
a. Objektif
b. Esei
3.
Jenis evaluasi
a. Tulisan
4.
Soal
a. Sesuai dengan tujuan
b. Sesuai kemampuan siswa
c. Jumlah sesuai kebutuhan
|
Kasturi , 9 Oktober 2011
Observer,
__________________
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
SIKLUS 1
Kelas :
VI
Nama Guru :
No.
|
Aspek
yang Diamati
|
Hasil
Observasi
|
Ket
|
|
Ya
|
Tidak
|
|||
1
|
Tahap Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
|
|||
l. Mengkondisikan kelas pada
situasi pembelajaran yang menyenangkan
2. Memotivasi belajar siswa dengan
menginformasikan tentang materi pelajaran yang akan diajarkan
3. Melakukan apersepsi mengarah
pada materi yang akan diajarkan
2)
Kegiatan inti dengan tahapan proses :
(1) Guru memberi penjelasan
tentang perubahan benda dengan menggunakan metoda demontrasi
(2) Pembentukan kelompok belajar
siswa secara merata baik jumlah, kemampuan, maupun jenis kelamin.
(3) Setiap kelompok diberi tuga
yang sama antara lain perubahan benda
(4) Setiap kelompok melaporkan
hasil kerjanya Guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok
(5) Guru membimbing siswa
menyimpulkan materi yang dipelajari
3
Kegiatan Akhir
1. Melaksanakan evaluasi
2. Memberikan tindak lanjut dengan
memberikan PR
|
Kasturi , 9 Oktober 2011
Observer,
__________________
LEMBAR OBSERVASI MERANCANG
PEMBELAJARAN
SIKLUS 2
Kelas :
VI
Nama Guru :
No.
|
Aspek
yang Diamati
|
Hasil
Observasi
|
Ket
|
|
Ya
|
Tidak
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
l.
|
A.
Tujuan Pembelajaran Umum
1) Tujuan Pembelajaran Umum sesuai
dengan yang tercantum Kurikulum 2004
2)
Mencantumkan Kompetensi Dasar
B.
Tujuan Pembetajaran Khusus
1. Indikator telah mengacu pada Kompetensi
Dasar
2. Indikator terarah pada konsep Perubahan
pada Benda
3. Indikator telah mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor
|
|||
C. Metoda
1. Menggunakan metoda ceramah,
berpariasi dalam memberikan penjelasan materi
2. Menggunakan metoda diskusi
untuk kerja kelompok
3. Menggunakan metoda tanya jawab
untuk memahatni materi
4.Menggunakan metoda tugas untuk
kerja Kelompok
|
||||
D. Sumber
1. Menggunakan buku sumber berupa
buku paket IImu Pengetahuan Alam Kelas VI
2. Menggunakan diktat pengalaman
guru
3. Menggunakan sumber lain yang
relevan
|
||||
E. Media
1.
Media menunjang tujuan pembelajaran
2.
Media sesuai jumlah kebutuhan
3. Media mudah digunakan
4. Media menarik minat siswa
|
||||
2.
|
Evaluasi
l. Prosedur evaluasi :
a. Diawal
b. Diakhir
2.
Bentuk evaluasi
a. Objektif
b. Esei
3.
Jenis evaluasi
a. Tulisan
4.
Soal
a. Sesuai dengan tujuan
b. Sesuai kemampuan siswa
c. Jumlah sesuai kebutuhan
|
Kasturi , 9 Oktober 2011
Observer,
__________________
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN
PEMBELAJARAN
SIKLUS 2
Kelas :
VI
Nama Guru :
No.
|
Aspek
yang Diamati
|
Hasil
Observasi
|
Ket
|
|
Ya
|
Tidak
|
|||
1
|
Tahap Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
|
|||
l. Mengkondisikan kelas pada
situasi pembelajaran yang menyenangkan
2. Memotivasi belajar siswa dengan
menginformasikan tentang materi pelajaran yang akan diajarkan
3. Melakukan apersepsi mengarah
pada materi yang akan diajarkan
2)
Kegiatan inti dengan tahapan proses :
(1) Guru memberi penjelasan
tentang perubahan benda dengan menggunakan metoda demontrasi
(2) Pembentukan kelompok belajar
siswa secara merata baik jumlah, kemampuan, maupun jenis kelamin.
(3) Setiap kelompok diberi tuga
yang sama antara lain perubahan benda
(4) Setiap kelompok melaporkan
hasil kerjanya Guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok
(5) Guru membimbing siswa
menyimpulkan materi yang dipelajari
3
Kegiatan Akhir
1. Melaksanakan evaluasi
2. Memberikan tindak lanjut dengan
memberikan PR
|
Kasturi , 9 Oktober 2011
Observer,
__________________
SOAL PRE TEST
Bidang Studi : Ilmu Pengetahuan Aam
Sub Pokok Bahasan : Perubahan Pada
Benda
Kelas / Semester : VI/1
![]() |
Kerjakan soal di bawah ini untuk
menguji pemahamanmu tentang materi yang telah dipelajari
1. Pak Toni membuat 2 meja. Sebuah meja
dipelitur dan meja yang lainnya tidak dipelitur.
a. Manakah meja yang lebih mudah lapuk?
Mengapa?
b. Tuliskan tujuan pemelituran meja!
2. Perhatikan gambar di bawah ini!

Paku a direndam dalam air tawar atau air
biasa. Paku b direndam dalam air yang dibubuhi garam. Paku c dibiarkan pada
udara terbuka. Manakah paku yang paling cepat berkarat? Jelaskan alasanmu!
3. Siti membuka dua bungkus permen dan
meletakkan permen di udara terbuka. Permen P bersifat lunak. Permen Q bersifat
keras dan kering. Manakah permen yang mudah ditumbuhi jamur? Jelaskan alasanmu!
4. Ade menyimpan pisang dengan 3 cara yang
berbeda. Pisang pertama dimasukkan dalam lemari pendingin. Pisang kedua
dibungkus dengan kantong plastik. Pisang ketiga dibiarkan pada udara terbuka.
Manakah pisang yang paling cepat busuk? Jelaskan alasanmu!
SOAL POST TEST 1
Bidang Studi : Ilmu Pengetahuan Aam
Sub Pokok Bahasan : Perubahan Pada
Benda
Kelas / Semester : VI/1
![]() |
Isilah titik-titik di bawah ini
dengan jawaban yang singkat dan benar!
1. Pelapukan fisika disebabkan karena . . . .
2. Pelapukan batuan karena faktor makhluk hidup
disebut pelapukan . .
3. Binatang yang dapat menyebabkan pelapukan
antara lain adalah . . . .
4. Batuan mengalami pelapukan sehingga menjadi
bagian yang lebih kecil, misalnya . . . .
5. Logam akan berkarat bila berinteraksi dengan
. .
6. Perkaratan terjadi pada udara yang . . . .
7. Pelapisan logam dengan cat dapat mencegah .
.
8. Pembusukan disebabkan karena . . . .
9. Pengeringan bahan makanan bertujuan untuk
menghilangkan kandungan
10. Jamur mudah tumbuh pada lingkungan yang . . .
SOAL POST TEST 1
Bidang Studi : Ilmu Pengetahuan Aam
Sub Pokok Bahasan : Perubahan Pada
Benda
Kelas / Semester : VI/1
![]() |
Jawablah
pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan benar!
l. Tuliskan tiga bentuk perubahan pada benda!
2. Bagaimana proses terjadinya pelapukan oleh
pohon?
3. Bagaimana proses terjadinya pelapukan oleh
air?
4. Mengapa pelapisan kayu dengan cat dapat mencegah
proses pelapukan?
5. Apa perbedaan paku yang masih baru dengan
paku yang sudah berkarat?
6. Jelaskan kerugian yang disebabkan karena
perkaratan logam!
7. Bagaimana cara untuk menghambat perkaratan
pada bahan logam?
8. Jelaskan tanda-tanda pembusukan pada ikan!
9. Apa yang terjadi bila kita memakan makanan
yang sudah ditumbuhi jamur atau bakteri?
10. Tuliskan empat cara mengawetkan bahan makanan!

LEMBAR JAWABAN PRES TES
Bidang Studi : Ilmu Pengetahuan Aam
Nama :
_______________
Kelas : _______________
![]() |
LEMBAR JAWABAN POST TES 1
Bidang Studi : Ilmu Pengetahuan Aam
Nama :
_______________
Kelas : _______________
![]() |
LEMBAR JAWABAN POST TES 2
Bidang Studi : Ilmu Pengetahuan Aam
Nama :
_______________
Kelas : _______________
Label: PTK
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda